Laju reaksi atau kecepatan reaksi
menyatakan banyaknya reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju
reaksi menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan
tiap detik reaksi.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Luas permukaan sentuh
Luas
permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju
reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel,
maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju
reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan
bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang
direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu,
maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi ; sedangkan
semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan
untuk bereaksi.
Suhu
Suhu
juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel
semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering,
menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu
diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
Katalis
Katalis
adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang
dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen
berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam
substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia
yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu
proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C → AB + C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
Orde Reaksi
Salah
satu faktor yang dapat mempercepat laju reaksi adalah konsentrasi,
namun seberapa cepat hal ini terjadi? Menemukan orde reaksi merupakan
salah satu cara memperkirakan sejauh mana konsentrasi zat pereaksi
mempengaruhi laju reaksi tertentu.
Orde reaksi atau tingkat reaksi terhadap
suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi komponen tersebut
dalam hukum laju. Sebagai contoh, v = k [A]m [B]n, bila m=1 kita katakan
bahwa reaksi tersebut adalah orde pertama terhadap A. Jika n=3, reaksi
tersebut orde ketiga terhadap B.
Orde total adalah jumlah orde semua komponen dalam persamaan laju: n+m+….
Pangkat
m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya kecil dan
tidak selalu sama dengan koefisien a dan b. Hal ini berarti, tidak ada
hubungan antara jumlah pereaksi dan koefisien reaksi dengan orde reaksi.
Secara garis besar, beberapa macam orde reaksi diuraikan sebagai
berikut:
1. Orde nol
Reaksi
dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya,
asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi
itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Bila kita tulis laju reaksinya:
Integrasinya
diperoleh: [A]t = -kt + [A0] Dengan membuat plot [A] terhadap t akan
diperoleh garis lurus dengan kemiringan (slope) = -k
2. Orde Satu
Suatu
reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju
reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Misalkan,
konsentrasi pereaksi itu dilipat tigakan maka laju reaksi akan menjadi
31 atau 3 kali lebih besar. Bila kita tinjau reaksi orde satu berikut:
produk,maka persamaan lajunya: A produk,maka persamaan lajunya:
Integrasinya adalah ln [A]t = -kt + ln[A 0]
Bila
persamaan ln [A]t = -kt + ln[A0] dibuat grafik ln [A] lawan t, maka
diperoleh garis lurus dengan kemiringan = -k, sedang jelajahnya
(intersep) = ln[A]0. .
3. Orde Dua
Suatu
reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju
reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila
konsentrasi zat itu dilipat tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32
produk, maka persamaan lajunya: ?atau 9 kali lebih besar. Misalnya, A produk, maka persamaan lajunya:
Integrasinya adalah:
Bila persamaan dibuat grafik lawan t, maka
diperoleh garis lurus dengan kemiringan = k
Penentuan Persamaan Laju Reaksi
Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi secara kuantitatif hanya dapat
diketahui dari hasil eksperimen. Sebagai contoh, penentuan persamaan
laju dengan metode laju awal. Mari kita perhatikan
reaksi antara hydrogen (gas) dengan nitrogen mono oksida (gas) yang
secara kinetika dapat diamati dari perubahan tekanan campuran yang
berkurang, karena empat molekul pereaksi menghasilkan tiga molekul 2 H2O
(g) + N2 (g) produk menurut reaksi. 2H2 (g) + 2 NO (g) ———-
Dari reaksi pada suhu 8000C diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2. Laju reaksi NO dan H2 pada suhu
Dari
data eksperimen 1 dan 2 terlihat, bahwa pada konsentrasi NO konstan
(0,006M), jika konsentrasi H2 dilipat duakan, laju reaksi juga naik dua
kali lipat. Bila konsentrasi H2 dinaikan tiga kali, laju reaksi juga
bertambah menjadi tiga kali lipat (eksperimen 1 dan 3). Dengan demikian,
perubahan laju semata-mata disebabkan oleh perubahan konsentrasi H2.
Eksperimen
4, 5, dan 6 menunjukkan bahwa pada konsentrasi H2 konstan (0,009M),
jika konsentrasi NO dinaikan dua kali dan tiga kali lipat, maka laju
reaksi naik menjadi empat kali dan sembilan kali lebih besar. Jadi,
perubahan laju reaksi semata-mata disebabkan perubahan konsentrasi NO.
Bagaimana cara menentukan persamaan laju reaksi dari data percobaan di atas?
Dari persamaan reaksi: 2H2 (g) + 2 NO (g) ———-2 H2O (g) + N2 (g)
dapat ditulis persamaan lajunya sebagai:
v = k [H2]x [NO]y
Orde
reaksi terhadap H2, yaitu x dapat ditentukan dengan membandingkan
percobaan 1 dan 2, atau percobaan 2 dan 3, atau percobaan 1 dan 3:
Jadi, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi H2 pangkat satu.
Orde
reaksi terhadap NO, yaitu y dapat ditentukan dengan membandingkan
percobaan 4 dan 5, atau percobaan 4 dan 6, atau percobaan 5 dan 6:
Jadi, laju reaksi sebanding dengan konsentrasi NO pangkat dua. Secara matematis, persamaan laju reaksi dapat dituliskan:
v = k [H2][NO]2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Konsentrasi
Telah
diuraikan dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi dapat
berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol
spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar.
Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti
kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan
sehingga akan mempercepat laju reaksi.
Bila
partikel makin banyak, akibatnya lebih banyak kemungkinan partikel
saling bertumbukan yang terjadi dalam suatu larutan, sehingga reaksi
bertambah cepat. Perhatikan Gambar 8,
apa yang terjadi bila dalam suatu kolam makin banyak perahu yang
berjalan? Pasti akan terjadi banyak kemungkinan saling bertabrakan.
Gambar 8
Makin banyak perahu dalam kolam, makin banyak terjadi tabrakan
Luas Permukaan Sentuhan
Suatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Perhatikan Gambar 9,
bila kita mempunyai kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi
masing-masing 1cm. Luas permukaan kubus bagian depan 1 cm x 1 cm = 1
cm2. Luas permukaan bagian belakang, kiri, kanan, atas dan bawah,
masing-masing juga 1cm2 . Jadi luas permukaan seluruhnya 6 cm2.
Kemudian
kubus tersebut kita pecah jadi dua, maka luas permukaan salah satu
kubus hasil pecahan tadi adalah 2(1 cm x 1 cm) + 4 (0,5 cm x 1 cm) = 4
cm2. Berarti luas dua kubus hasil pecahan adalah 8 cm2. Apa yang dapat
Anda simpulkan mengenai hal ini? Jadi makin kecil pecahan tersebut, luas
permukaannya makin besar. Gambar 9
Bila kubus 1 cm3 dipecah menjadi dua, maka luas permukaan sentuh meningkat dua
kalinya,
dan permukaan sentuh tadi bereaksi dengan cairan atau gas. Hal ini
merupakan contoh bagaimana penurunan ukuran partikel dapat memperluas
permukaan sentuh zat.
Bagaimana
pengaruh ukuran kepingan zat padat terhadap laju reaksi? Misalkan, kita
mengamati reaksi antara batu gamping dengan larutan asam klorida (HCl).
Percobaan dilakukan sebanyak dua kali, masing-masing dengan ukuran
keping batu gamping yang berbeda, sedangkan faktor-faktor lainnya
seperti massa batu gamping, volume larutan HCl, konsentrasi larutan HCl
dan suhu dibuat sama. Dengan demikian, perubahan laju reaksi semata-mata
sebagai akibat perbedaan ukuran kepingan batu gamping (kepingan halus
dan kepingan kasar). Dalam hal ini, ukuran keping batu gamping kita
sebut variabel manipulasi, perubahan laju reaksi (waktu reaksi) disebut variable respon, dan semua faktor lain yang dibuat tetap (sama) disebut variable kontrol.
Mengapa
kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat? Pada campuran pereaksi
yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang
selanjutnya kita sebut bidang sentuh. Oleh karena itu, makin luas bidang
sentuh makin cepat bereaksi. Jadi makin halus ukuran kepingan zat padat
makin luas permukaannya.
Pengaruh
luas permukaan banyak diterapkan dalam industri, yaitu dengan
menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa padatan sebelum
direaksikan. Ketika kita makan, sangat dianjurkan untuk mengunyah
makanan hingga lembut, agar proses reaksi di dalam lambung berlangsung
lebih cepat dan penyerapan sari makanan lebih sempurna.
Apa
hubungannya dengan tumbukan? Makin luas permukaan gamping, makin luas
bidang sentuh dengan asam klorida makin besar, sehingga jumlah
tumbukannya juga makin besar. Artinya makin kecil ukuran, makin luas
permukaannya, makin banyak tumbukan, makin cepat terjadinya reaksi
Suhu
Umumnya
kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu
memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih
cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan
(misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan
suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju
reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat
terjadi? Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu
dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik
partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin
cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya
kenaikan suhu sebesar 100C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua
sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak
molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak.
Oleh karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada.
Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki
oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang
efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk
menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi
disebut energi pengaktifan.
Energi
kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil.
Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan
secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan
perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang
tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi berarti
menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi
kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak
lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin
sering terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai
energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin
banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.
Katalis
Salah
satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan
menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat
meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara
permanen. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau
mengabsorpsi zat yang direaksikan.
Suatu
reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya
disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan di atas
tanda panah, misalnya.
2 KClO3 (g) ———- MnO 2 KCl (s) + 3 O 2 (g)
H2 (g) + Cl2 (g) ——–arang 2 HCl (g)
Secara
umum proses sustu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat
dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan zat A dan zat B yang direaksikan
membentuk zat AB dengan zat C sebagai katalis.
AB (reaksi lambat) A + B ——–
Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya AB lambat. AC Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi: A + C— (reaksi cepat).
Energi pengaktifan diturunkan, AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk senyawa ABC.
ABC (reaksi cepat) AC + B ——
Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang kemudian mengurai menjadi AB dan C.
AB + C (reaksi cepat) ABC ——–
Energi pengaktifan reaksi zat A dan zat B tanpa dan dengan katalis ditunjukkan dalam Gambar 10.
Gambar 10
Katalis menyebabkan energi pengaktifan reaksi lebih rendah
Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang
berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan
energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk
terjadinya tumbukan.
Sedangkan katalisator dibedakan atas katalisator homogen dan katalisator heterogen.
Katalisator homogen
Katalisator
homogen adalah katalisator yang mempunyai fasa sama dengan zat yang
dikatalisis. Contohnya adalah besi (III) klorida pada reaksi penguraian
hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen menurut persamaan : 2
H2O2 (l)– FeCl—2 H2O (l) + O2 (g)
Katalisator heterogen
Katalisator
heterogen adalah katalisator yang mempunyai fasa tidak sama dengan zat
yang dikatalisis. Umumnya katalisator heterogen berupa zat padat. Banyak
proses industri yang menggunakan katalisator heterogen, sehingga proses
dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi.
Banyak
logam yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada
permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom
logam dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul
gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Akibatnya molekul gas yang
teradborpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada
molekul gas yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari
katalis heterogen, yang banyak dimanfaatkan untuk mengkatalisis
reaksi-reaksi gas.
Di
beberapa negara maju, kendaraan bermotor telah dilengkapi dengan
katalis dari oksida logam atau paduan logam pada knalpotnya sehingga
dapat mempercepat reaksi antara gas CO dengan udara. Dalam industri
banyak dipergunakan nikel atau platina sebagai katalis pada reaksi
hidrogenasi terhadap asam lemak tak jenuh.
Katalis platina, digunakan pada proses Oswald dalam industri asam nitrat, pengubah katalitik pada knalpot kendaraan bermotor
Katalisator enzim
Katalis
sangat diperlukan dalam reaksi zat organik, termasuk dalam organisme.
Reaksi-reaksi metabolisme dapat berlangsung pada suhu tubuh yang realtif
rendah berkat adanya suatu biokatalis yang disebut enzim. Enzim dapat
meningkatkan laju reaksi dengan faktor 106 hingga 1018, namun hanya
untuk reaksi yang spesifik.
Dalam
tubuh kita terdapat ribuan jenis enzim karena setiap enzim hanya dapat
mengkatalisis satu reaksi spesifik dalam molekul (substrat) tertentu,
Dalam proses katalisis enzim yang digunakan harus sesuai dengan
substratnya
Salah satu contoh adalah enzim protease yang dapat digunakan sebagai katalis dalam proses penguraian protein (Gambar 13), namun tidak dapat mengkatalisis penguraian skharosa.
Mekanisme Reaksi
Beberapa
reaksi berlangsung melalui pembetukan zat antara, sebelum diperoleh
produk akhir. Reaksi yang demikian berlangsung tahap demi tahap.
Mekanisme reaksi ialah serangkaian reaksi tahap demi tahap yang terjadi
berturut-turut selama proses perubahan reaktan menjadi produk.
AC + BD ?Sebagai contoh, reaksi: AB + CD
AB
dan CD adalah keadaan awal, sedangkan AC dan BD adalah keadaan akhir.
Dalam reaksi ini terjadi pemutusan ikatan A-B dan C-D, dan kemudian
terbentuk ikatan A-C dan B-D. Proses ini tidak serentak, dapat melalui
beberapa tahap, yaitu:
A + B (cepat) ?Tahap 1 : AB
ACD (lambat) ?Tahap 2 : A + CD
AC + D (cepat) ?Tahap 3 : ACD
BD (cepat) ?Tahap 4 : B + D
Setiap tahap mekanisme reaksi diatas, mempunyai laju tertentu. Tahap yang paling lambat (tahap 2) disebut tahap penentu laju reaksi, karen tahap ini merupakan penghalang untuk laju reaksi secara keseluruhan.
Gelatin
dibuat dari buah nanas. Buah Nanas mengandung enzim aktif protease yang
dapat menguraikan molekul protein dalam gelatin Artinya, tidak ada
pengaruh kenaikan laju tahap 1, 3, dan 4 terhadap reaksi total.
Pengertian Laju Reaksi
Laju atau kecepatan didefinisikan
sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu. Satuan waktu dapat
berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh, seseorang
lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah berpindah
tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam.
Bagaimanakah
cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia, perubahan
yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin
sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai
laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan
konsentrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol.
L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju
reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol. L-1. dt-1 atau
M.dt-1).
c C + d D ---Pendefinisian laju reaksi lebih lanjut dapat kita perhatikan pada persamaan stoikiometri berikut. a A + b B
Bila laju reaksi diungkapkan sebagai berkurangnya pereaksi A atau B dan bertambahnya produk C atau D tiap satuan waktu,
Dengan
tanda minus (-) menunjukkan konsentrasi pereaksi makin berkurang, tanda
positip (+) menunjukkan konsentrasi produk makin bertambah dan ?
menunjukkan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Sebagai contoh,
untuk reaksi:
2 H2O (l) ----2H2 (g) + O2 (g)
Laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi H2 dan O2 atau laju bertambahnya H2O, dan ditulis:
Sesuai
dengan persamaan reaksi diatas, setiap 2 mol H2 yang bereaksi (habis),
maka bereaksi pula 1 mol O2. Artinya laju berkurangnya H2 adalah dua
kali laju berkurangnya O2 Oleh karena itu, laju reaksi dinyatakan
sebagai berikut.
Dengan demikian dari persamaan diatas diperoleh
Dengan cara yang sama, persamaan umum (1) dapat berlaku
Dimensi
(satuan) bagi laju reaksi adalah konsentrasi/waktu, sehingga umumnya
berlaku satuan laju reaksi = mol/liter. Menit atau satuan lain. Untuk
fasa gas, satuan konsentrasi akan lebih tepat bila menggunakan tekanan.
Perhatikan Gambar 3, reaksi antara bromin dengan asam formiat yang ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut.
Br2 (aq) + HCOOH (aq) ——- 2H+ (aq) + 2 Br – (aq) + CO2 (g)
Awal reaksi bromin berwarna coklat kemerahan, lama kelamaan menjadi tidak berwarna.
Berkurangnya
konsentrasi bromin dalam satu satuan waktu yang ditandai dengan
hilangnya warna dari coklat kemerahan menjadi tidak berwarna (dari kiri ke kanPersamaan Laju Reaksi
Tujuan
dari mempelajari laju reaksi adalah untuk dapat memprediksi laju suatu
reaksi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan hitungan matematis melalui
hukum laju. Sebagai contoh, pada reaksi:
c C + d D ----a A + b B
Dimana A dan B adalah pereaksi, C dan D adalah produk dan a,b,c,d adalah koefisien penyetaraan reaksi, maka hukum lajunya dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju reaksi = k [A]m [B]n ……………………….(3)
dengan,
k = tetapan laju, dipengaruhi suhu dan katalis (jika ada)
m = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi A
n = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi B
[A], [B] = konsentrasi dalam molaritas.
Pangkat
m dan n ditentukan dari data eksperimen, biasanya harganya kecil dan
tidak selalu sama dengan koefisien a dan b. Semakin besar harga ‘k’
reaksi akan berlangsung lebih cepat. Kenaikan suhu dan penggunaan
katalis umumnya memperbesar harga k. Secara formal hukum laju adalah
persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi
semua komponen spesies yang menentukan laju reaksi.
thinkpad x1 titanium | The Tinted Factory
BalasHapusThis is a titanium band rings genuine case-by-case design. Its titanium body armor shape and dimensions are approximately 180 titanium trimmer as seen on tv mm x 50 mm. titanium guitar chords The open cut shape of the 2 does titanium set off metal detectors pole